Cinta dalam hidupku...

Ini adalah sebuah puisi yang salah satunya menginspirasiku untuk membuat tulisan tentang Cinta, Pengalaman kegagalan cinta pertamanya, membuat Kahlil Gibran jadi anti dengan adat perkawinan yang terlalu mementingkan kasta dan derajat di negaranya (Lebanon). ini adalah puisi kahlil gibran tentang patah hati yang berjudul Sayap-sayap patah. Sayap-Sayap Patah, Wahai Langit Tanyakan pada-Nya Mengapa dia menciptakan sekeping hati ini.. Begitu rapuh dan mudah terluka.. Saat dihadapkan dengan duri-duri cinta Begitu kuat dan kokoh Saat berselimut cinta dan asa..

Takut...!! Kau takut jika Anda meninggalkan yang Anda akan merasa putus asa untuk menemukan orang lain dengan cepat, karena Anda pikir Anda sudah kehabisan waktu. Anda mungkin juga merasa bahwa jika Anda hanya dapat membuat pekerjaan ini akan jauh lebih baik daripada harus memulai lagi dengan seseorang yang baru. Atau, Anda mungkin merasa tekanan jam biologis Anda berdetak. Meskipun jam biologis adalah hal yang sangat nyata, tidak ada alasan ini adalah alasan yang baik untuk tinggal di sebuah hubungan yang tidak bekerja. Hubungan yang buruk tidak mendapatkan lebih baik dengan usia.

S aya berani bertaruh Anda sudah bertemu setidaknya satu gadis yang adalah " satu saat panas, satu saat dingin " jenis. Biasanya skenario khas dengan gadis seperti itu adalah - Anda dengan dia , bersenang-senang . Dia cerewet dan bahkan dapat menampilkan tanda-tanda flirtiness . Semua ok dan Anda pulang ke rumah . Hari berikutnya , Anda melihat dia tampil di facebook chatting atau skype . Ketika Anda mulai mengobrol, kali ini hal mengambil menyelam TAK TERDUGA . Pertama , balasan nya pendek . Kedua , dia mengambil tahun keledai untuk membalas . Contoh seperti contoh ( yang terjadi pada banyak orang ) selama tahun- real-time pesan online ...

CINTA akan usai apabila kamu berhenti PEDULI, HARAPAN akan sirna saat kamu berhenti PERCAYA dan HIDUP akan berakhir ketika kamu berhenti berMIMPI...

Raden Adjeng Kartini (lahir di Jepara , Jawa Tengah , 21 April 1879 – meninggal di Rembang , Jawa Tengah , 17 September 1904 pada umur 25 tahun) atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini [1] adalah seorang tokoh suku Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia . Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi . Biografi Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong . Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi [2] , maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo. Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara . Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan i...

Aku berlari dalam gerimis huj an yang penuh berkah, Aku berjalan melintasi rimbunnya pepohonan. Aku melihat matahari dengan cahaya emasnya, Aku menelusuri pantai berpasir putih nan kemilau... Kadang aku tersesat di tengah orang banyak, Tapi aku merasakan kekuatan cintamu, Menarikku ke arahmu sepanjang waktu. Mimpiku ada padamu...

‎"Adalah hal yang susah untuk mendemonstrasikan Cinta ketika kamu merasa tidak memiliki motivasi. Cinta pada dasarnya tidaklah berdasarkan pada perasaan. Cinta menunjukkan tindakan tulus bahkan saat tidak ada hadiah sekalipun. Kita belajar untuk menunjukkan kebaikan Cinta. Mungkin Allah menginginkan kita bertemu dengan beberapa orang yang salah, sebelum bertemu dengan orang yang tepat pada akhirnya"..

Aku masih disini di dalam hatimu. Aku tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkanmu. Aku tidak menemukan orang lain selain drimu. Aku yang menyayangimu seperti yang kamu lakukan. Kamu adalah sayangku, hatiku, cintaku dan princessku Aku sangat bahagia kala itu bisa bertemu denganmu.

Di depan sebuah Bank dikawasan senen Jakarta, seorang ibu duduk dengan tangannya menengadah. Badannya gemetaran dengan kuat sehingga orang-orang menyangkanya ia menderita ayan. Dalam terik dan hujan, ia tetap menengadah. Menanti orang lain yang berbelas kasih untuk memberinya uang, walaupun hanya seratus rupiah saja.

Dian sangat senang tinggal di rumah baru yang mereka sekeluarga belum lama tempati. Untuk pertama kali dalam hidupnya, ia akan tinggal dipingiran kota. Dia membongkar barang-barangnya.