Ada satu kisah tentang "Ibu"...

Di depan sebuah Bank dikawasan senen Jakarta, seorang ibu duduk dengan tangannya menengadah. Badannya gemetaran dengan kuat sehingga orang-orang menyangkanya ia menderita ayan. Dalam terik dan hujan, ia tetap menengadah. Menanti orang lain yang berbelas kasih untuk memberinya uang, walaupun hanya seratus rupiah saja.
Ia sering diusir satpam. Menganggu pemandangan para nasabah, katanya. Ahhh.. apa hubungannya para nasabah dengan perempuan itu? Toh perempuan itu tidak masuk ke dalam bank!

Kadang ia didorong, kadang ia ditendang. Enak rasanya bagi orang yang digaji satu juta setiap bulan untuk tidak memikirkan apakah hari ini ia akan makan atau tidak.

Langit mulai gelap disertai rintik-rintik air hujan yang diturunkan dari langit. Seorang anak kecil datangi perempuan itu kemudian mengangkatnya dan membantunya berjalan menuju tempat yang aman dari hujan.

“Berapa penghasilan hari ini, Nak?”

“Sedikit, Bu.”

“Ibu juga hanya sedikit. Malam ini kita tidak bisa makan nasi. Maafin ibu ya?” Dengan tangannya yang bergetar, Ibu membelai lembut pipi anaknya.

“Jangan meminta maaf, Bu..” anak itu tersenyum.

“Aku punya sesuatu buat ibu dari hasil tabunganku selama satu tahun.” Anak kecil itu membuka kantung plastiknya. Dia mengambil sehelai kain putih bersih tanpa noda yang ia beli dari obralan murah di pasar inpres senen.

“Kerudung ibu sudah rusak. Aku belikan yang baru..” Ibunya tertegun melihat kain ditangan anaknya, seolah-olah ia melihat benda yang paling mewah seumur hidupnya. ”Alhamdulillah…” Bisik si ibu sambil meneteskan air mata.

Aku tidak takut miskin,
aku tidak takut diusir,
aku tidak takut tidak makan,
aku tidak takut dibunuh oleh preman pasar,
aku tidak takut dirazia oleh polisi,
aku tidak takut apapun.
Satu-satunya yang paling aku takutkan adalah melihat ibu menangis.

Anak itu mencium tangan Ibunya. “Aku sayang Ibu…”

Pejuang cantik dari surga itu memeluk erat anaknya dalam dinginnya hujan yang pekat. Sayup-sayup terdengar lagu yang dinyanyikan Iwan Fals, berjudul Ibu.

“Ribuan kilo, jalan yang kau tempuh, lewati rintangan, untuk aku, anakmu…
Seperti udara, kasih yang engkau berikan. Tak mampu kumembalas, Ibu…”...

Ayoo... sekarang giliran kita,
saat ini ucapkanlah sesuatu pada Ibumu,
berterimakasih lah,
meminta maaf lah,
ucapan kasih sayang,
atau peluklah ibumu cium tangannya...

katakan padanya ;
"Aku sayang padamu Ibu..!!"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Seseorang di sana, ia bisa tersenyum...