Postingan

Menampilkan postingan dari April 12, 2011

Wahai adikku... HAWA..!! [bag-3habis]

Gambar
Nampaknya adikku belum juga puas, dan tanya lagi; "Tapi kakakku, kenapa wanita itu menjadi model? Tidakkah mereka merasa malu??" "Wahai adikku sayang. Al-Haya' itu dalam diri setiap insan. Wujudnya seiring dengan nafas insani. Dan al-Haya' itulah pakaian iman. Pada diri wanita itu, indah al-Haya' sebagai pembenteng diri. Namun, bilamana al-haya nya lebur, imannya runtuh. Kenapa mereka merelakan diri menjadi model? Karena mereka sebenarnya paranoid. Merasakan diri tidak cukup menarik... merasakan belum cukup lagi dunia melihat diri mereka. Mereka sebenarnya golongan yang kalah dari segi psikologi. Namun adikku... wanita solehah itu pasti melindungi diri mereka dari perbuatan seperti itu."

Wahai adikku... HAWA..!! [bag-2]

Gambar
"Wahai kakakku, kenapakah kaum hawa itu sangat lemah, suka menangis dan sendu saja." "Wahai adikku... HAWA. Wanita itu tidak lemah dek, oleh karena tangis dan sendunya. Tapi disitulah wahai adikku, kekuatan utuh tidak ternilai, andai pandai digunakan sebaiknya. Tangis sendunya wanita itu wahai adikku, bisa meleburkan ego seorang lelaki... Karena sendu rayunya wanita itu, Musa a.s selamat dari kekejaman Firaun. Duhai adikku, lembut wanita itu bukan lemah, tapi senjata."

Wahai adikku... HAWA..!! [bag-1]

Gambar
Bismillah ir rohman ir rohim, Allah menciptakan 1001 keindahan penciptaan wanita. Pandai2lah dikau menilai antara "PERMATA" dan debu2 dari kilauan pasir. Wahai adikku... HAWA... Wanita ibarat pohon Apel. Apel yang tidak berkualitas... amat mudah diperoleh karena ia berguguran ditanah... Tapi apel yang tak mampu dibeli, ia berada di puncak. Susah dipetik, susah digapai...

Cerita Renungan seorang muslim...

Gambar
Dia masih ingat dengan peringatan ibunya tentang Shalat dan berdoa tepat waktu: "Anakku, kau tidak harus meninggalkan doa untuk kali ini terlambat". Ibunya yang sudah berusia 60 tahun tapi setiap kali ibu mendengar Adzan, ibunya bangun segera dan melakukan Shalat. Namun dia, anaknya itu tidak pernah untuk lakukan Shalat sesemangat ibunya untuk bangun dan berdoa. Apapun yang ia akan lakukan, Shalatnya selalu yang terakhir dan dia berdoa dengan cepat untuk bisa tepat waktu. Saat masih berpikir tentang ini, ia bangun dan menyadari bahwa hanya ada 15 menit tersisa sebelum Shalat Isya. Dia cepat membuat Wudhu dan melakukan Shalat Maghrib. Sementara sedang berdzikir, ia kembali teringat ibunya dan merasa malu dengan bagaimana ia berdoa. Ibunya berdoa dengan ketenangan dan perdamaian. Dan anaknya, ia mulai membuat berdoa dan bersujud dan tetap posisi bersujud seperti itu untuk beberapa saat. Dia seperti terlelap setelah belajar dan bekerja sepanjang hari dan s