Cinta dalam hidupku...

Kurban, Bukanlah hanya suatu kurban jika tidak diiringi sikap hati yang benar & rasa kehilangan. Sikap hati, Aku yakin ALLAH menilai semua tindakan kita berdasarkan sikap hati kita. Sikap hati adalah yg terpenting, dasar dari semua tindakan kita. Jadi dalam berkorban, pastikan sikap hati kita tulus, rela, dan penuh rasa syukur.

S ahabatku yang baik , Hari yang baru telah datang lagi . Kita ingin persabatan ini tidak akan pernah berakhir , Sebagai seorang adik dan kakak, kita bahkan ingin seperti saudara . Setiap ha ri adalah hari yang indah , Kasih Sayang selalu ada dalam diri kita untuk kegembiraan ini . Kita akan selalu bersama dalam kebahagiaan dan banyak tawa , Ini benar-benar menakjubkan apa yang telah kita punya .

Jika malam itu masih bisa bersenandung, Purnama bulan itu pasti akan terlukis indah, Akankah selalu terhias disetiap malamnya, Ketika rintik hujan dan angin sepoi ikut mengalun, Tatkala rindu seakan tak pernah padam, dan...disana... Dalam senandung yang sama...

Seorang siswa bertanya kepa da guru, "Apa itu cinta? "   Sang guru berkata , "untuk menjawab pertanyaan kam u , pergilah ke ladang gandum dan p ilih gandum terbesar dan kembali... Namun aturann y a adalah: kam u pergi melalui la d ang hanya sekali dan tidak bisa kembali untuk memilih."

Dimatamu aku tak bermakna Tak punyai arti apa-apa Kau hanya inginkanku Saat kau perlu Tak pernah berubah Kadang ingin ku tinggalkan semua Pedih hati menahan dusta Diatas perih ini aku sendiri Selalu sendiri

cinta yang mahal itu, tak perlu dilafazkan, cinta yang agung itu, perlu pengorbanan, tak banyak orang mau berkorban untuk orang yang dia cinta... Orang yang bijaksana ialah hatinya selalu berniat suci, matanya menangis karena penyesalan terhadap dosa diri, selalu sabar terhadap masalah yang dihadapi, dan mengutamakan akhirat dibandingkan dunia ini…

Cinta yang hakiki... “Kata pujangga, cinta letaknya di hati. Meskipun tersembunyi, namun getarannya nampak sekali. Ia mampu mempengaruhi fikiran sekaligus memberi kesan kepada tindakan. Sungguh, cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat.  Cinta mampu melembutkan besi, menghancurkan batu karang, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat hamba menjadi pemimpin. Inilah dahsyatnya cinta!” (Jalaluddin Rumi).