HAWA, betapa mulia hatimu...


Aku dan adikku HAWA, sedang berbincang dan berdiskusi setelah menghadiri sebuah pengajian di mesjid tadi, kami duduk dan berdiskusi sambil menikmati hidangan makanan kecil di teras rumah.

Aku mulai bertanya padanya; "Adikku, menurut kamu, harus bagaimanakah dirimu sebagai perempuan dan misalnya kakak ini adalah suamimu, bagaimanakah menjadi seorang perempuan yang dikehendaki oleh Allah swt?.."

Sambil tersenyum dia mulailah menerangkan padaku, katanya;
"Aku tidak ingin dipandang cantik oleh lelaki. Biarlah aku hanya cantik di matamu. Apa gunanya aku menjadi perhatian lelaki andai murka Allah ada di situ. Apalah gunanya aku menjadi idaman banyak lelaki sedangkan aku hanya bisa menjadi milikmu seorang. Aku tidak merasa bangga menjadi rebutan lelaki bahkan aku merasa terhina diperlakukan sebegitu seolah-olah aku ini barang yang bisa dimiliki sesuka hati. Aku juga tidak mau menjadi penyebab kejatuhan seorang lelaki yang dikecewakan lantaran terlalu mengharapkan sesuatu yang tidak dapat aku berikan. Bagaimana akan kujawab di hadapan Allah kelak andai ditanya? Adakah itu hubunganku kepada manusia selama hidup di muka bumi ini?" adikku HAWA, mulai mengerti akan khodrat dirnya sebagai seorang wanita, dia mulai bercerita layaknya wanita dewasa. Aku bangga akan adikku ini, padai bicara dan mulai tumbuh menjadi wanita remaja.

Adikku melanjutkan ceritanya lagi;

"Kalau aku tidak ingin kau memandang perempuan lain, aku dululah yang perlu menundukkan pandanganku. Aku harus memperbaiki dan menghias peribadiku kerana itulah yang dituntut oleh Allah. Kalau aku ingin lelaki yang baik menjadi suamiku, aku juga perlu menjadi perempuan yang baik. Bukankah Allah telah menjanjikan perempuan yang baik itu untuk lelaki yang baik? Tidak kunafikan sebagai wanita, aku memiliki perasaan untuk menyayangi dan disayangi. Namun setiap kali perasaan itu datang, setiap kali itulah aku mengingatkan diriku bahwa aku perlu menjaga perasaan itu kerana ia semata-mata untukmu. Allah telah memuliakan seorang lelaki yang bakal menjadi suamiku untuk menerima hati dan perasaanku yang suci. Bukan hati yang menjadi labuhan lelaki lain. Engkau berhak mendapat kasih yang sejati."

"Lantas adikku, apakah yang kamu lakukan bila banyak lelaki mendekatimu, dan maaf karena tubuhmu seksi.  tidakkah kamu ingi menjadi artis misalnya agar bisa terkenal dan menjadi idola banyak orang."

Tersenyumlah adikku ini, kemudian terus menlanjutkan ceritanya dan menjawab beberapa pertanyaan yang aku ajukan padanya;

"Diriku yang memang lemah ini telah diuji oleh Allah saat lelaki-lelaki berhidung belang ingin mendekati diriku. Aku dengan tegas menolak, berbagai macam dalil aku kemukakan, tetapi mereka tetap tidak berputus asa. Aku merasa seolah-olah kehidupanku yang tenang ini telah dirampas dariku. Aku bertanya-tanya adakah aku berada di jurang kebinasaan? Aku beristighfar memohon ampunan-Nya. Aku juga berdoa agar Pemilik Segala Rasa Cinta melindungi diriku dari kejahatan. Kehadiran mereka membuatku banyak memikirkan tentang dirimu. Kau kurasakan seolah-olah wujud bersamaku. Di mana saja aku berada, akal sadarku membuat perhitungan denganmu. Aku tahu lelaki-lelaki yang menggodaku itu bukan dirimu. Malah aku yakin pada gerak hatiku yang mengatakan lelaki penggoda itu bukan teman hidupku kelak." 

"Wooww... keren banget adikku...", aku semakin bahagia bisa memiliki adik seperti dirinya.

 "Adikku HAWA, memangnya type laki2 seperti apakah yang kamu inginkan?" tanyaku lagi.

"Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup. Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana. Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita yang lain, dilamar lelaki yang bakal memimpinku ke arah tujuan yang satu. Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, yang mampu mendebarkan hati jutaan gadis untuk membuat aku terpikat."

"Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah. Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan dibazirkan perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak untuk membuat begitu. Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak."

"Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu pada mencari ridho Illahi. Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu. Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan perjuangan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid itu. Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku. Aku pasti berendam airmata, andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu hanya kepadaku semata-mata. Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai Allah, kau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa. Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga."
"Seorang gadis yang membiarkan dirinya dikerumuni, didekati, diakrabi oleh lelaki yang bukan muhrimnya, cukuplah dengan itu hilang harga dirinya di hadapan Allah."
"Karena buat aku,
Yang dicari, walau bukan putera raja, biarlah putera Agama. 
Yang diimpi, biarlah tak punya rupa, asal sedap dipandang mata.
Yang dinilai, bukan sempurna sifat jasmani, asalkan sehat rohani dan hati. 
Yang diharap, bukan berapinya jihad pada semangat, asal perjuangannya ada tujuan.
Yang datang, tak perlu arjuna yang gemilang, karena diri ini hanyalah srikandi yang penuh luka. 
Yang dinanti, bukan lamaran dengan permata, cukuplah akad nikah dan janji setia. 
Dan yang akan terjadi, andai sama ataupun tidak dengan kehendak hati, Insya Allah aku ridho akan kehendak pilihan Illahi…"
"Wahai wanita, ku ingatkan diriku dan dirimu, peliharalah diri dan jagalah kesucian… "
"Semoga ridho Allah akan sentiasa mengiringi dan memberkati perjalanan hidup kita ini. Amin..."
Aku hanya bisa terdiam dan meng-Amin-kan, semua itu,

"Amin...yaa robbhal alamin...

Alhamdullilliah..." Duhai,,, adikku HAWA, betapa mulia hatimu...
Semoga juga, banyak wanita disini bisa menjadi perempuan seperti dirimu, adikku...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Seseorang di sana, ia bisa tersenyum...