Gelombang Cinta...

Hari itu Kubaca lagi… sebuah cacatan ku; “Hari itu pula ketika aku berjalan-jalan mengelilingi danau, aku melemparkan sebuah kerikil ke dalam air. Muncul lingkaran-lingkaran kecil di tempat jatuhnya kerikil itu, dan menjadi semakin besar dan semakin besar, hingga menyentuh seekor bebek yang kebetulan lewat, yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kerikil itu. Si bebek tidak merasa takut akan gelombang yang muncul tiba-tiba, malah dia bermain-main dengan ombak itu.

Beberapa jam sebelum peristiwa itu, aku masuk ke sebuah terowongan dan mendengar beberapa suara. Rasanya seolah-olah Tuhan telah melemparkan sebuah kerikil ke dalam tempat itu. Gelombang energi menyentuh diriku dan seorang perempuan yang sedang duduk di sudut sana. Dia merasakan vibrasi-vibrasi yang ditimbulkan kerikil itu, begitu pula aku. Lalu, bagaimana sekarang?

Seorang pelukis tahu pasti saat dia menemukan model yang tepat. Seorang musisi tahu pasti saat alat musiknya telah dipetik dengan sempurna. Seorang pujangga tahu pasti saat kata-kata meluncur tepat pada maknanya. Dan di sini, di dalam buku harianku, aku menyadari sepenuhnya bahwa ada kalimat-kalimat tertentu yang ditulis bukan olehku, melainkan oleh seorang pemuda yang memiliki cahaya di dalam dirinya. Akulah pemuda itu, meski aku menolak menerimanya.

Aku bisa saja terus seperti ini, tapi aku juga bisa seperti bebek di danau itu. Menikmati dan menyambut gelombang yang datang tiba-tiba dan mengacaukan air danau. Gelombang, semangat menggelora, menggambarkan indahnya pertemuan menggetarkan jiwa antara dua manusia, tapi bukan hanya itu. Semangat ini juga ada dalam debar-debar menghadapi hal yang tak terduga, dalam hasrat untuk melakukan sesuatu dengan sepenuh jiwa. Dalam kepastian bahwa kita akan mewujudkan sebuah impian. Semangat ini mengirimkan sinyal-sinyal yang membimbing kita sepanjang hidup, dan terserah pada kita untuk menafsirkan sinyal-sinyal itu.

Aku ingin percaya bahwa aku sedang jatuh cinta. Pada seseorang yang tidak kukenal, dan sama sekali tidak cocok menjadi bagian dari rencana-rencanaku. Selama beberapa bulan mengendalikan diri, menyangkal cinta, hasilnya justru sangat berlawanan : aku telah membiarkan diriku terpikat oleh perempuan ini, yang memperlakukanku sedikit beda.

Dan kalau memang itu yang terjadi, kalau memang aku sudah kehilangan dia, setidaknya aku telah memperoleh satu hari yang sangat bahagia dalam hidupku. Dan mengingat kenangan itu, satu hari bahagia sungguh hampir-hampir merupakan keajaiban. Segala syukur atas segalanya”...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Seseorang di sana, ia bisa tersenyum...